Showing posts with label pernikahan. Show all posts
Showing posts with label pernikahan. Show all posts

Sunday, 30 November 2014

Nasehat mama : Niatkan Ibadah




                Postingan kali ini agak berat nech. Sebenarnya agak minder juga sech bahas tentang istri yang baik. Masalahnya aku sendiri newbie di dunia per istrian heheheh. Tapi berhubung pengin banget bukunya dan pengin memulai ngeblog setelah lama biingiit ga posting jadi ya modal nekat.
                Sebelum menikah senpet baca -baca artikel tentang istri. Akan aku sendiri menemukan role model istri yang baik ya di mamaku. Mama selalu bilang seorang suami itu harus di jaga kehormatannya. Bahkan di mata keluarga istri. Mama sendiri selama berumah tangga tidak pernah menceritakan permasalahan rumah tangga dengan keluarganya. Bagi mama yang memang hidup berjauhan dengan keluarganya, cukuplah mereka tahu kelihatan bahagia. Jadi inget kata mama dedeh “kalau udah nikah itu jangan bentar bentar curhat sama orang tua tentang masalah rumah tangga, jangan cerita tentang kejelekan suami walaupun sama orang tua sendiri. kalau mau cerita mah ya cerita seneng - seneng aja biar orang tua seneng”
                Dulu orang tuaku sendiri memulai segalanya dari nol. Tanpa materi yang berlebihan. Ayah yang walaupun seorang sarjana ga mau kerja kantoran. Jadi ya awal nikah ayah jadi loper Koran, eceran bensin, jual bata sama genteng bekas dan Alhamdulillah sekarang ayah udah punya sebuah rumah yang lumayan luas dan toko material sendiri. yeah, bener ya kata orang di balik pria yang sukses ada perempuan yang hebat. Mama itu hebat. Bisa mendampingi ayah selama 28 tahun dengan penuh badai persoalan dan bisa bertahan sampai sekarang. Mama selalu bilang kebanggaan seorang istri itu bila bisa mengantarkan kesuksesan suaminya.
                Pelajaran buat aku pribadi. Ternyata seorang istri itu harus bisa menjadi sumbu bagi suaminya. Memulai dari nol, merangkak bersama untuk bisa menjalani hidup yang lebih baik. Daaannn terkadang ini yang selalu ada dalam setiap doaku. Mudah - mudahan bisa mensukseskan suami. Rejeki yg halal dari suami dan berkah.
                Mama pernah bercerita bahwa mereka sempet akan berpisah. Beruntung Allah masih melindungi keluarga kami. Setiap persoalan pasti bisa di selelsaikan. Asalkan sama - sama memiliki keinginan untuk terus bersama. Masalah pasti bisa di selelsaikan.
                Masih ingat aja nasehat mama saat kami mempersiapkan pernikahan “ seorang istri itu memang berat tanggung jawabnya…tapi niatkan ibadah maka akan terasa ringan…ingeeettt ya teu…istri itu pakaian nya suami begitu juga sebaliknya…toloong di jaga ya…kalau km jadi istri sholehah, mama sama ayah bisa tenang dan bisa jadi pahala bagi kami….Bismillah ya teu…
 Ya Allah berkahilah pernikahan kami...
mohon doanya ya.....
                Mudah - mudahan postingan ini bermanfaat ya..

Monday, 27 October 2014

Akhirnya ku Menemukanmu




            Kayak judul lagu yak, tapi memang lagu Naff yang jduulnya Akhirnya ku menemukanmu tu pas banget. Finally, setelah banyak perkenalan yang gagal, Allah kirim seseorang buat jadi penjaga hatiku eettdaahh. Masa perkenalan yang belum terlalu lama dan penuh dengan pergolakan batin. Bertemu akhir Desember 2013 lamaran April 2014 dan akhirnya Ijab Kabul itu terlaksana.
            Bahagia?bangeettt..rasanya ga percaya kalau akhirnya sekarang aku jadi seorang istri. Banyak teman yang kaget juga karena aku pribadi jarang banget bahas pacar atau calon suami di socmed. Mereka tahu gegara liat upload foto lamaran hehehe.
            Persiapan pernikahan sendiri sebenarnya dimulai sebelum puasa. Namun the real persiapan ya habis lebaran. Catering kebetulan pesen di salah seorang sesepuh koperasi wanita. Beliau sendiri seeneeng banget akhirnya aku nikah (duuhh berasa gimana gitu hehehe) dan di kasih diskon yang spesial banget sebagai kado pernikahan. Perias sodara sendiri, tenda dan hiburan temen sendiri, Alhamdulillah banyak yang bantuin.
            Alhamdulillah banyak sodara yang datang, bahkan dari bandung pun sampe sewa bis goodwill. Sahabat - sahabat yang dari semarang,Jakarta,majalengka dan Tegal juga hadir. Rasanya bahagia banget.
            Mama sendiri sampai pingsan dua kali. Dari awal memang aku sendiri udah feeling mama pasti pingsan pas sungkeman. Pagi pas semua sodara cowo jemput penganten laki - laki mama pingsan di dapur. Setelah sadar mama masuk ke tempat rias nangis minta maaf. sedih iya. Karena kami memang dekat. Aku tahu pernikahan ini sebenarnya impian mama. Setelah ijab Kabul dan mau sungkeman di pelaminan mama jatuh pingsan. Terpaksa sungkeman di dalam ruangan. Baru setelah mama tenang ya ambil foto sungkeman di pelaminan.
            Pertemuan dengan suami sendiri bisa di bilang tak terduga. Beliau datang di saat aku bener - bener sudah malas dan bener - bener muak dengan sosok lelaki. Berulang kali di kenalkan dengan lelaki tapi selalu gagal. Pada akhirnya aku sendiri yang kecewa. Desperate?bangetttt..apalagi setelah ada seorang pria yang menipuku mentah - mentah!!! Rasanya bener - bener muak.
            Entah kenapa pada akhirnya Allah mempertemukan kami. Dia adalah seseorang yang membeli pulsa di konterku.sepintas. Tanpa ada feeling apapun. Pada akhirny dia bisa dapat nomer hp ku dan mulai bergerilya. Ya Allah rasanya udah males banget! Sampai aku berdoa “Ya Allah..udah ya…udah capek patah hati..tapi kalau memang dia itu calon suamiku jodohku mudahkanlah..kalau bukan yaudah cepetan kelarin urusan ini..”
            Di saat yang sama berbagai penolakan ternyata ga membuat dia patah semangat. Sampai akhirnya aku melakukan sebuah tindakan yang cukup keras. Sempat meredam tanpa komunikas dari dia. Daann aku kehilangan.Aneh. Sampai akhirnya dia pun menghubungiku lagi. satu hal yang membuat sedikit tertegun.
            “Cobalah kenali aku dulu. Aku bukan lelaki yg pernah menyakitimu. Kalau kamu udah kenal aku dan merasa aku bukan yang kamu cari. Aku siap mundur. Tapi aku ga akan mundur kalau kamu belum mengenaliku”
            Dan semuanya terasa lancar. Saat dia datang ke rumah,Respon orang tua, saat dia berbicara empat mata dengan ayah, saat keluarganya datang untuk bersilaturahmi semua terasa dimudahkan. Semua berjalan cepat.
            April pun menjadi saksi saat tali yang tak terlihat itu terikat di jariku. Ya Allah..akhirnya aku mengalami proses lamaran.

Foto Keluarga setelah proses lamaran


            Suka dan duka untuk mempersiapkan pernikahan. Urusan KUA menjadi yang pertama. Yah karena dia bekerja di Jakarta, jadi syawal harus di rampungkan semua sebelum dia berangkat.
            September. Saat yang dinanti pun tiba. Saat Ijab Kabul terlaksana. Saat akhirnya kami bisa sah menjadi suami istri.

suami memang suah senyuumm hehehe


             Bahkan mama sampai pingsan dua kali. Mama tidak pernah menatapku. Karena kalau menatapku pasti nangis. Akhirnya anakmu ini menemukan belahan jiwanya ma..doakan kami…


           sungkeman saat mama sadar dari pingsan
            Ya Allah…Jadikanlah kami keluarga yang sakinah, mawardah warahamah
            Jadikanlah kami keluarga yang saling menyayangi…Tuntunlah selalu langkah kami..
            Berikanlah kami keturunan yang sholeh dan sholehah…
            Ya Rabb…Jagalah keluarga kami…

Thursday, 24 April 2014

After Wedding : Ibu dan Istri bukanlah pilihan!



            Mungkin postingan ini agak sotoy ya membahas sesuatu hal yang aku sendiri belum ngalamin (ceeilaaa). Yupz siap - siap postingan ini tentang menantu dan mertua!! (jeng…jeng..) Salah satu alasan kenapa aku buat postingan ini adalah gegara bebeerapa hari yang lalu ngaji terus ustadz Ozi melipir bahas tentang menantu dan mertua.
            Seperti yang kita tahu bahwa anak laki - laki walaupun sudah menikah, wajib hukumnya untuk selalu merawat orang tua kandung. Beda hal dengan perempuan yang sudah tidak ada kewajiban merawat orang tua. Tapi anehnya banyak sech aku liat seorang istri yang uring - uringan kalau suami kasih uang untuk kebutuhan orang tuanya. Padahal kebutuhan untuk keluarganya sendiri sudah terpenuhi.
            Salah satu hal yang perlu di ketahui adalah pendapatan seorang suami itu tidak serte merta di serahkan kepada istri lho. Pendapatan suami itu harus di bagi tiga yaitu : untuk keperluan suami, orang tua dan istrinya. Kenapa keperluan suami? Khan udah di siapkan oleh istri? Yaelah mpok emang tega lihat suami ga punya duit? Miris juga kalau liat suami yang kagak pegang duit. Sekali pegang cuman buat bensin. Suami itu pencari nafkah keluarga jadi biarlah dia sedikit merasakan hal jerih payahnya. Tapi jangan kebablasan aja ya heheheh. Saling menyadarilah. So, why buat orang tua? come on ladies..siapa sech yang mengandung suami mu? Ibunya khan. Melahirkan suami?Ibu. Merawat dan membesarkan suami?ibu. tapi giliran udah dapet duit di kasih siapa? Istri. Perhatian untuk sang ibu berkurang untuk keluarga kecilnya. So, akan sangat bijak sekali bila seorang istri menghormati sang mertua.
Hal inilah yang di praktekan langsung mama saat menghadapi mbah. Well, seriously buat aku mama itu menantu yang paling baik di dunia. Mau ngelap badan mbah waktu sakit, mau ganti pampers mbah, mau nyebokin mbah. Setelah semua hal yang beliau lalui sama mbah. Kalau kata mama, itu merupakan bukti bakti mama terhadap seorang suami. Memuliakan ibunya. Lagian mama ga bisa berbakti atau melayani orang tua sendiri karena jauh di Bandung. So, akhirnya ya mengurus mertua. Kata mama sech berharap besok menantu nya juga bisa baik (hehehehe…kok jadi ga ikhlas ma)
Kalau kata mamah dedeh sech ya menantu sama mertua ya harus tahu porsinya masing - masing. Orang tua itu ga boleh minta - minta sama anaknya, di kasih terima kalau ga di kasih ya kebangetan (hwakakak…). Ibu dan istri itu bukan pilihan tapi keduanya harus bisa mendapatkan perhatian suami. Berat ya jadi laki - laki.
Duh, pasti dech banyak yang protes heheheh. Iya ngerti ini hanya teori dan aku pribadi belum mempraktekan. Tapi paling tidak ini ilmu yang ga ada salahnya di share sebagai bekal untuk berumah tangga besok. Oiya, sebenarnya ada lagi sech tentang seorang istri yang di ceritain sama ustadz Ozi. Tapi besok - besok lagi aja kali ya…daaaadaaahhh (ala mis uniperse)
 

Sample text

Sample Text