Salah satu
peristiwa paling penting dalam kehidupan seseorang adalah pernikahan. Selain
dibutuhkan kesiapan mental, pernikahan juga dibutuhkan kesiapan dalam
prosesinya. Kali ini saya akan menulis tentang prosesi pernikahan adat pinggiran kota Tegal. Kenapa saya sebut
pinggiran kota Tegal?karena prosesi yang saya tulis ini biasa terjadi di desa
saya yang ada dipinggiran Tegal. Karena beda kecamatan biasanya memiliki
prosesi yang sedikit berbeda. Yes! Indonesia memang kaya dengan kebudayaan.
Rasulan
Rasulan
biasanya diadakan sebelum tenda dipasang. Rasulan ini biasanya hanya akan
mengundang tetangga dekat dan keluarga saja. Rasulan ini dimaksudkan bahwa di
keluarga tersebut akan diselenggarakan hajatan. Acaranya biasanya berupa
tahlilan dan juga sambutan dari tuan rumah tentang maksud dan tujuan adanya
Rasulan. Setelah itu bersantap bersama ambeng yaitu nasi dan lauk pauknya dalam
nampan yang sudah dialasi dengan daun. Salah satu menu yang wajib hadir yaitu
ayam pecak pati.
Seserahan
Untuk
seserahan mungkin bukan sesuatu yang baru ya karena setiap daerah pasti ada
seserahan. Seserahan sendiri bisa dilaksanakan sebelum akad nikah atau ada juga
yang setelah akad nikah. Tetapi saya akan menulis sebelum akad nikah sesuai
yang pernah saya alami. Seserahan
pernikahan merupakan proses memasrahkan anak laki-laki kepada pihak keluarga
perempuan. Keluarga laki-laki memberikan keperluan calon pengantin, makanan
pasar dan juga keperluan rumah tangga. Hal ini dimaksudkan sebagai bentuk
keseriusan sang calon pengantin laki-laki dan sebagai modal dalam mengarungi
rumah tangga. Keperluan pengantin perempuan biasanya dari ujung rambut sampai
ujun kaki. Ada juga hadiah untuk orang tua pengantin perempuan, makanan pasar
seperti dodol, wajik, enting-enting dan lain sebagainya. Untuk peralatan rumah
tangga biasanya disesuaikan dengan kemampuan sang laki-laki. Ada juga lho yang
membawa seserahan satu truk. Kadang suka beda tipis antara pamer dan juga
tradisi J. Selain itu untuk syarat adat
istiadat biasanya dibawa juga bunga rampai, kayu bakar, ayam sepasang, uang
dapur, dan bumbu dapur lainnya. Bunga Rampai atau bunga kelapa ini biasanya
bila ada perawan yang belum menikah akan di sabet dengan menggunakan bunga
Rampai katanya biar nular hehehe. Ada juga mitos ayam sepasang yang menurut
saya sech agak lucu. Jadi siapa duluan antara ayam betina bertelur dengan
kehamilan? Kalau ayam yang bertelur dulu maka biasanya pasutri akan lama memiliki
momongan. Hal itu Alhamdulillah tidak berlaku buat saya. Ayam saya bertelur
duluan dan saya menyusul tiga bulan kemudian hehehe.
Kandegan.
Kayaknya
saya pernah menulis tentang kandegan
ini. Jadi kandegan ini tanda bahwa
sang tuan rumah sudah memulai menerima tamu. Biasanya kandegan masih berlaku di pedesaan atau bagi mereka yang akan
menyumbang kepada sang tuan rumah. Saya akan menyebut ini bagian kandegan part satu. Kenapa? Baca aja
dulu sampai selesai hehehe
Jemput Pengantin,
Prosesi ini
biasanya dilakukan oleh keluarga pengantin perempuan menjemput pengantin
laki-laki untuk melaksanakan akad nikah. Biasanya yang menjemput saudara
laki-laki sang pengantin perempuan. Biasanya paman, pakdhe, sepupu lelaki,
kakak atau adik lelaki. Mereka menjemput pengantin dan membawa satu stel baju
dan jas serta sepatu dan peci. Jas tersebut bisa bikin atau pun sewa sesuai
kemampuan sang perempuan. Saat datang kesana keluarga perempuan akan meminta
ijin kepada keluarga laki-laki untuk membawa calon pengantin dan menyerahkan
baju dan perlengkapannya untuk dipakai. Disini biasanya suasanya jadi haru
biru.
Akad Nikah
Pada saat
pernikahan saya, akad nikah dilaksanakan di masjid dekat rumah dan hanya
laki-laki saja yang ada dalam ruangan tersebut. saya sendiri menunggu di rumah
sambil menenangkan mama yang mulai berurai air mata hehehe. Kebetulan memang
keluarga kami saat akad nikah selalu dipisah antara pengantin lelaki dan
perempuan.
Setelah akad nikah |
Temu Pengantin
Sebenarnya
kalau mengikuti adat jawa pakem temu penganten ini lumayan seru ya. ada lempar
daun sirih dan injak telur segala. Tapi temu pengantin yang saya lakukan adalah
bertemu pengantin laki-laki dan menyerahkan mahar. Sebelumnya pengantin
perempuan mengalungkan kalung bunga melati ke leher pengantin lelaki. Cium
tangan dan penyerahan mahar.
Penyerahan Mahar |
Sungkeman
Sama seperti
adat pernikahan lain, sungkeman juga merupakan prosesi yang mengharu biru.
Bahkan mama saya sempat pingsan sebelum prosesi ini dan akhirnya sungkeman
dilakukan di dalam rumah bukan di pajangan pengantin. Saat mama kuat baru
sungkeman diulang disana. Sungkeman ini lah orang tua biasanya mendoakan
pernikahan anak mereka.
Makan Adep-Adep
Prosesi lain
yang tak kalah seru adalah makan adep-adep. Adep-adep ini hampir sama dengan
ambeng. Hanya dalam bentuk porsi kecil. Adep-adep dibawa oleh kedua orang tua
dan ditaruh didepan pengantin. Sang pengantin lalu memakan sebanyak tiga kali.
Setelah itu saling menyuapi. Adep-adep sendiri ini dimaksudkan agar sang
pengantin “madhep” atau yakin dengan pernikahannya. Ada juga adat tarik ayam
bakar oleh pengantin. Adat itu saya lihat saat pernikahan salah satu keponakan
suami menikah.
Iring Manten
Sebetulnya
prosesi ini tidak pernah saya laukan karena saat itu mengingat waktu yang tidak
memungkinkan. Tapi berhubung kata mbah harus dilakukan walaupun hanya simbolis,
maka waktu itu iring manten hanya dilakukan menuju ke rumah budhe saya yang
jaraknya dekat. Iring manten sebuah prosesi pernikahan dimana keluarga pengantin
laki-laki akan “meminjam” pengantin. Biasanya saat akan meminjam dan dibawa ke
rumah pengantin laki-laki, keluarga pengantin perempuan pun akan mengiringi.
Tidak hanya keluarga biasanya ada juga tetangga yang dimintain tolong untuk
mengiringi pengantin. Sesampai. Saat akan dibawa kesana pihak perempuan akan
menyerahkan kasur dan bantal juga hadiah untuk besan. Kasur maknanya untuk agar
bila sang istri tidur di mertua sudah ada alas untuk tidur.
Sesampainya
disana juga prosesi sungkeman dan makan adep-adep tetap dilaksanakan. Ada
beberapa prosesi yang terkadang biasa dilakukan tetapi nanti jadi panjang lebar
karena beda desa kadang beda lagi aturannya hehehe. Setelah prosesi selesai
maka selanjutnya adalah “mbalakna penanten” alias mengembalikan pengantin ke
kelurga perempuan. Tentu saja keluarga laki-laki masih ikut kesana. Sesampainya
disana keluarga laki-laki akan poyan atau pamitan dam biasanya memberikan uang
kepada pengantin perempuan sambil salaman.
Walimahan
Setelah
semua rangkaian prosesi selesai maka selanjutnya adalah walimahan atau dalam
islam Walimatul Ursy. Biasanya yang diundang adalah bapak-bapak dan acaranya
selepas sholat isya. Sedangkan istrinya akan datang pada sore hari untuk
kandegan part 2. Jadi biasanya yang diundang ke walimahan itu ya yang ga
diundang pas kandegan part 1. Karena walimahan biasanya tetangga dekat satu RT
maksimal mungkin dua RT lah. Tidak terlalu banyak. Sedangkan kandegan part satu
biasanya lebih ke teman atau kenalan sang empunya hajat.
Itu tadi
sebagian besar prosesi pernikahan adat pinggiran Tegal yang saya jalani dan
ketahui ya. Doakan saja semoga serangkaian prosesi tadi membawa keberkahan bai
kami. Sebenarnya masih banyak adat yang lain hanya saja kalau diurai bisa kayak
essai budaya hehehe. Mudah-mudahan bisa bermanfaat bagi teman-teman. oiya,
sharing juga dong budaya pengantin di daerah teman-teman. Saling berbagi
informasi budaya Indonesia yang luar biasa indahnya.
Ini miri sama prosesi mantenan di tempatku Mba Nur. Iya sih, Tegal Kebumen nggak begitu jauh, jadi masih mirip adat dan tradisinya ya :D
BalasHapussama-sama ngapak ya mba hehehe...
Hapusklo istilah "arep pan takon" dalam adat perkenalan di tegal tuh maksud nya gmn ya? mohon pencerahan
BalasHapusSebelum Melamar ada istilah takonan ,takonan itu semacam Menanyakan Apakah siwanita Mau dilamar oleh pria tsb ,lalu guna takonan tsb menentukan Tgl lamaranya kurang lebih seperti itu semoga jawabanya memuaskan
BalasHapus