Sunday, 31 August 2014

Penerbit : Filter sebuah Buku



            Kalau di tanya jenis buku apa yang hobi aku baca ya,jawabannya satu Fiksi Sejarah! Entah itu sejarah Indonesia ataupun negara lain. ga tau dari jaman SMA seneng aja sana sejarah,belajar masa lalu ettdaahhh hehehe. Sayangnya belum punya buku sejarah Islam hiks hiks hiks. Tapi novel romance pun suka baca sech. cuman kadang ada beberapa novel yang salah sasaran. Harusnya di kasih label novel dewasa tapi cuman di kasih label teenlit.

 salah satu koleksi novel sejarah
            Tidak ada yang salah dengan novel dewasa, hanya saja penerbit seharusnya menjadi filter. Kalau memang novel atau buku itu untuk dewasa, ada baiknya berusaha member label dewasa. Jangan sampai terjadi kasus buku anak tapi isinya sangat tidak mendidik. Penerbit seharusnya tidak hanya memikirkan pasar. Yeah, menyesuaikan pasar sech boleh aja ye namanya juga usaha hehehe. Akan tetapi penerbit juga harus memikirkan “Buku ini termasuk segmen mana?” “bermanfaat atau tidak?” dan pertanyaan yang lain. Terkadang bukan hanya isi saja yang di permasalahkan, tapi cover buku juga harus menjadi perhatian. Cover janganlah hanya ingin menarik pembaca dengan unsur dewasa. Cover seharusnya bisa selaras dengan isi buku.
            Seperti beberapa waktu yang lalu kasus sebuah buku ensiklopedia anak yang ternyata ada unsur lesbi. Tentu itu bukan hal yang mendidik. Atau kasus buku - buku pelajaran yang sepertinya tanpa editor. Hal ini tentu akan sangat meresahkan masyarakat.
            IKAPI sebagai sebuah wadah penerbit pun harus selalu mengingatkan anggotanya agar terus menghasilkan buku yang berkualitas dan mencerdaskan bangsa. Organisasi jangan hanya sebagai formalitas semata. Tapi juga harus sebagai pembina para penerbit. Mungkin IKAPI bisa mengadakan award sebagai bentuk penghargaan kepada penerbit.
            Penulis pun sebenarnya harus sudah ada kesadaran untuk menulis sesuatu yang memberikan manfaat. Novel pun bisa memberikan manfaat. Terkadang permasalahan yang di angkat dari novel pun ada di dunia nyata. Dan pembaca pun akan mendapatkan jalan keluar.
            Jadi sudah seharusnya antara penulis, penerbit dan organisasi dalam hal ini IKAPI menyatukan visi dan misi. Apabila antara ketiga ini sudah memiliki pandangan yang sama, maka cita - cita untuk mencerdaskan bangsa dan memajukan buku - buku nasional akan bisa terlaksana.
            Lomba Blog #PameranBukuBdg2014

Saturday, 30 August 2014

Jika aku anggota IKAPI



            Kalau ga ikut parade lomba blog Pameran Buku Bandung 2014, kayaknya ga akan pernah tahu apa itu IKAPI. Aku baru tahu kalau ternyata penerbitan pun punya satu badan sendiri. wajarb saja sech lah pengusaha saja ada perhimpunannya.
            Sekilas tentang Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI). Ternyata oh ternyata IKAPI itu bukan perkumpulan kemaren sore. Tapi sudah di bentuk tanggal 17 Mei 1950. Salah satu cita - cita IKAPI adalah mencerdaskan bangsa dan memajukan perbukuan nasional. IKAPi sendiri ternyata sudah punay 24 cabang di seluruh Indonesia. Ini aku yang kurang update apa jarang ada yang tahu ya tentang IKAPI hehehe.
            Kalau di lihat dari visi dan misinya sudah jelas bahwa Penerbit salah satu upaya untuk mencerdaskan bangsa. Oleh karena itu seharusnya penerbit - penerbit harus mengedepankankan kualitas dari buku - bukunya. Salah satu hal yang bikin gemes adalah kalau ada novel dewasa tapi di tulis teenlit. Agak kurang sreg kalau ada novel yang ada unsur mesra - mesraan tapi tidak di labeli novel dewasa.
            Selain itu akan lebih baik bila buku non fiksi untuk remaja bisa di sesuaikan dengan umur si pembaca. Kadang nech ada non fiksi tentang remaja tapi bahasanya tingkat tinggi. Tugas berat dari IKAPI adalah bagaimana meningkatkan minat baca di Indonesia. Bukan hanya minat terhadap novel, tapi juga minat terhadap buku non fiksi.
            Reformasi yang harus dilakukan oleh IKAPI sebagai filter bagi buku - buku di Indonesia. Jangan ada lagi novel dengan terlalu vulgar. Buku seharusnya memberikan pengetahuan bagi pembacanya. Entah itu buku fiksi maupun non fiksi. Saat ini kita bisa lenglang buana ke seluruh dunia dengan hanya membaca buku.
            Minat baca yang rendah harusnya menjadi salah satu pekerjaan rumah bagi IKAPI. Banyak yang malas membaca karena buku mahal, buku yang terlalu menggurui, tidak ada perpustakaan dll. IKAPI pun harusnya jangan kalah dengan BBM. Bsia memberikan subsidi buku bagi perpustakaan sekolah yang tidak layak. Bukankah sesuai dengan cita - cita awal berdiri mencerdaskan bangsa?
            Yuk saling bergandengan tangan lebih membumikan buku - buku. Berharap dengan meningkatnya minat baca akan menjadikan generasi muda berkualitas. Tidak ada lagi remaja yang bingung dengan dirinya sendiri, keluarga yang semakin hangat, atau bahkan tidak ada lagi pejabat yang korupsi. Siapa tahu?
Referensi:
            1. http://ikapi.org/about

Lomba Blog #PameranBukuBdg2014


Friday, 29 August 2014

Gengsi atau Kebutuhan?


            Perkembangan gadget saat ini memang sangat luar biasa pesatnya. Hampir setiap bulan selalu saja ada produk - produk baru yang di luncurkan. Semua perusahaan seakan - akan berlomba untuk memenuhi kebutuhan konsumennya. Handphone android, tablet, blackberry dan lain - lain. Apalagi saat ini sangat mudah mendapatkan gadget tersebut dengan harga yang terjangkau. Tentu sja ada harga ada kualitas dan hal ini tidak bisa di pungkiri. Tak jarang gadget tersebut sudah di bundling dengan konten - konten yang menarik. Ada konten games, social media, konten islami dan lain sebagainya.
            Namun yang menarik apakah semua konten tersebut sesuai yang kita butuhkan? Ibu saya sendiri yang memiliki gadget android pun tidak memaksimalkan konten - konten tersebut. bagi beliau yang penting bisa sms dan telpon. Bahkan beliau baru sadar bahwa dalam gadget terdapat aplikasi note. Tentu aplikasi ini bermanfaat bagi beliau yang sering ikut rapat PKK. Kalau sudah begini tentu tak penting lagi konten - konten yang ada di gadget tersebut. Karena hanya mementingkan fungsi dari gadget tersebut. Tak jarang juga beberapa orang memiliki gadget canggih hanya untuk gengsi agar bisa di sebut update. Padahal pemanfaatan gadget tersebut mungkin tidak samapai 80 %. Kalau sudah seperti ini tentu menjadi sayang sekali.
            Saya pribadi kalau memiliki gadget yang canggih, tentu ingin memiliki konten yang sesuai kebutuhan. Tidak hanya social media tapi juga konten - konten yang pas untuk beribadah. Salah satunya konten Islami seperti Al-qur’an mobile. Tentu konten tersebut sangat bermanfaat daripada melamun tentu akan lebih baik memanfaatkannya untuk mengaji. Karena salah satu kelebihan Al-Qur’an mobile adalah kita tidak perlu berwudhu dulu. Tentu saja aplikasi note juga di perlukan. Toh, ide menulis ada di mana - mana sehingga harus segera di tulis.
            So, gadget mahal seharusnya bisa di manfaatkan sebaik - baiknya oleh pengguna. Jangan sampai membeli mahal hanya untuk gengsi semata. Hanya untuk memenuhi keinginannya supaya sama dengan yang lain. Padahal setiap orang memiliki kebutuhan gadaget yang berbeda. Mulai lah dengan bijak dalam memilih gadget.
           
           

Thursday, 28 August 2014

Al-Qur'an dan Inovasi




            Setelah kemaren membahas tentang buku, sekarang kita akan bahas tentang kitab umat islam di seluruh dunia yaitu Al-Qur’an. Saya agak lupa kapan pertama kali memiliki Al-qur’an sendiri. dan setelah di ingat - ingat ternyata Al-qur’an pertama yang saya beli dari uang sendiri adalah dua tahun yang lalu Azalia dari Syaamil Qur’an.
            Al-qur’an sendiri dari masa ke masa memgalami perubahan yang sangat pesat. Jaman dulu Al’quran berbentuk mushaf yang gede banget. Hal ini tentu saja mempermudah orang tua kita yang mungkin kondisi matanya sudah tidak fit lagi. Lalu kemudian mulai ada terjemahan yang membantu umat muslim untuk mengerti artinya. Walaupun karena begitu bagusnya bahasa Al’quran akan lebih baik bila menggunakan tafsir tidak hanya terjemahan.
            Perkembangan Al-Quran pun mulai terlihat dalam ukurannya. Ada yang sangat kecil seukuran saku baju. Ada yang di sertai Tajwid, ada yang berbentu e-pen dan bahkan saat ini ada Al-Qur’an mobile yang bisa di baca dalam gadget. Sehingga benar - benar mempermudah umat islam yang mobile. Syaamil Qur’an termasuk produsen yang aktif mengeluarkan produk sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
            Saya pribadi sangat nyaman dengan Azalia. Ukurannya yang pas bisa di bawa kemana saja dan tulisannya pun tidak membuat mata menjadi lelah. Banyak yang suka meminjam Qur’an saya ketika tadarusan di dalam masjid. Rata - rata memuji bentuk ukurannya yang pas tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Ditambah ada sleting yang membuat Azalia semakin bagus. Saya sudah cukup senang dengan Azalia, tapi ingin rasanya memiliki Al-quran yang di sertai Asmaul Husna beserta fadhilah dan maknany, Al Ma’tsurat, dan sejarah dari masing - masing surat.

            Masyarakat memiliki kebutuhan yang berbeda - beda dalam menggunakan Al-Quran. Ada yang ingin membaca sambil belajar tajwid, ada yang butuh mushaf yang besar, ada yang butuh mushaf yang kecil, bahkan ada yang senang apabila sampul Qur’an menarik. Banyak sekali produk Qur’an yang ada tentu kita sudah tidak punya alasan lagi untuk tidak membacanya.
            Banyaknya Inovasi terhadap Al-Qur’an tentu saja jangan sampai menghilangkan nilai dan fungsinya. Jangan sampai udah di beli mahal - mahal tapi jarang di baca. Belilah Al-Qur’an sesuai dengan kebutuhan kita. Al-Qur’an yang membuat kita serasa ingin terus membaca. Karena apabila sudah tidak ada lagi lantunan ayat - ayat suci, maka sudah di pastiakan kimat akan terjadi.
           

Wednesday, 27 August 2014

Buku Anak :Selamatkan anak kita!



            Sebanarnya kalau ditanya tentang bukua anak, bakalan angkat tangan dech. Sumpah ya!aku ga inget sama sekali waktu kecil pernah baca buku anak - anak apa enggak. Lupa - lupa inget pernah baca buku lima sekawan atau gak ya?. dulu jaman kecil lebih suka baca komik sech hehehe. Paling banter ya kisah dongeng nusantara sama kisah para nabi Mungkin karena waktu itu buku anak - anak tidak se colourful sekarang sehingga ya agak malas bacanya. Anak kecil khan biasanya suka yang ada gambarnya ya hehehe. Apalagi ditambah sekolah yang tidak memiliki perpustakaan yang memadai. Sehingga kurang merangsang baca anak.
            Sebenarnya criteria bacaan anak itu seperti apa sech?apakah buku anak tentang khayalan atau tentang moral - moral kehidupan. Paling banter ya tentang fabel. Saya bukan ahli banget sech dalam hal buku anak, tapi alangkah baiknya memberikan buku anak tanpa embel - embel khayalan. Salah satu contoh adalah apabila ada unsur peri. Peri tersebut membantu si anak. Kalau menurut saya pribadi itu berarti mengajarkan anak untuk meminta bantuan kepada makhluk lain bukan dengan TUhan.
            Buku anak selain harus gampang di cerna juga harus membuat si anak jadi mengerti maksud cerita tersebut. Sayangnya, buku anak yang berkualitas sekarang ini harganya sangat mahal. Sehingga bagi mereka keluarga yang kurang beruntung akan sulit mendapatkannya. Bahkan perpustakaan daerah pun terkadang tidak bisa memyediakan buku - buku anak yang benar.
            Saat ini memang sudah seharusnya orang tua mulai peduli dengan bacaan anak. Karena terkadang bacaan yang anak baca tidak sesuai dengan umurnya. Orang tua sekarang harus peduli dengan bacaan anak, Apalagi saat ini anak - anak menjadi perhatian karena berbagai kasus tentang pelesehan.
            Yuk, selamatkan anak - anak kita dengan bacaan anak yang berkualitas. Tidak ada salahnya membacakan buku anak sebelum tidur. Atau mendongengkan pahlawan - pahlawan. Atau memberikan buku tentang sahabat - sahabat Nabi dengan warna warni. lebih baik lagi bila orang tua menemani anak membaca buku. Hal ini juga dapat merangsang si anak dan merekatkan hubungan dengan orang tua. kenapa? karena pasti si anak akan banyak bertanya kepada orang tua.



 

Sample text

Sample Text