Mungkin
postingan ini agak sotoy ya membahas sesuatu hal yang aku sendiri belum
ngalamin (ceeilaaa). Yupz siap – siap postingan ini tentang menantu dan
mertua!! (jeng…jeng..) Salah satu alasan kenapa aku buat postingan ini adalah
gegara bebeerapa hari yang lalu ngaji terus ustadz Ozi melipir bahas tentang
menantu dan mertua.
Seperti yang
kita tahu bahwa anak laki – laki walaupun sudah menikah, wajib hukumnya untuk
selalu merawat orang tua kandung. Beda hal dengan perempuan yang sudah tidak
ada kewajiban merawat orang tua. Tapi anehnya banyak sech aku liat seorang
istri yang uring – uringan kalau suami kasih uang untuk kebutuhan orang tuanya.
Padahal kebutuhan untuk keluarganya sendiri sudah terpenuhi.
Salah satu hal
yang perlu di ketahui adalah pendapatan seorang suami itu tidak serte merta di
serahkan kepada istri lho. Pendapatan suami itu harus di bagi tiga yaitu :
untuk keperluan suami, orang tua dan istrinya. Kenapa keperluan suami? Khan
udah di siapkan oleh istri? Yaelah mpok emang tega lihat suami ga punya duit?
Miris juga kalau liat suami yang kagak pegang duit. Sekali pegang cuman buat
bensin. Suami itu pencari nafkah keluarga jadi biarlah dia sedikit merasakan
hal jerih payahnya. Tapi jangan kebablasan aja ya heheheh. Saling menyadarilah.
So, why buat orang tua? come on ladies..siapa sech yang mengandung suami mu?
Ibunya khan. Melahirkan suami?Ibu. Merawat dan membesarkan suami?ibu. tapi
giliran udah dapet duit di kasih siapa? Istri. Perhatian untuk sang ibu
berkurang untuk keluarga kecilnya. So, akan sangat bijak sekali bila seorang
istri menghormati sang mertua.
Hal inilah yang di praktekan langsung
mama saat menghadapi mbah. Well, seriously buat aku mama itu menantu yang
paling baik di dunia. Mau ngelap badan mbah waktu sakit, mau ganti pampers
mbah, mau nyebokin mbah. Setelah semua hal yang beliau lalui sama mbah. Kalau
kata mama, itu merupakan bukti bakti mama terhadap seorang suami. Memuliakan
ibunya. Lagian mama ga bisa berbakti atau melayani orang tua sendiri karena jauh
di Bandung. So, akhirnya ya mengurus mertua. Kata mama sech berharap besok
menantu nya juga bisa baik (hehehehe…kok jadi ga ikhlas ma)
Kalau kata mamah dedeh sech ya
menantu sama mertua ya harus tahu porsinya masing – masing. Orang tua itu ga
boleh minta – minta sama anaknya, di kasih terima kalau ga di kasih ya
kebangetan (hwakakak…). Ibu dan istri itu bukan pilihan tapi keduanya harus
bisa mendapatkan perhatian suami. Berat ya jadi laki – laki.
Duh, pasti dech banyak yang protes
heheheh. Iya ngerti ini hanya teori dan aku pribadi belum mempraktekan. Tapi
paling tidak ini ilmu yang ga ada salahnya di share sebagai bekal untuk berumah
tangga besok. Oiya, sebenarnya ada lagi sech tentang seorang istri yang di
ceritain sama ustadz Ozi. Tapi besok – besok lagi aja kali ya…daaaadaaahhh (ala
mis uniperse)
iya bener, mba. jadi laki2 memang berat. makanya porsinya jadi dua :D ya mulai dari dia aqiqahan, sampai warisan porsinya kan lebih besar dari perempuan, hehe
BalasHapusiya ya mba...kasian banget ya lelaki hehehehe...eh mba captcha ku udah aku setting doongg...heheheh
Hapus